Fantasi Seks Dengan Dildo, Aku memiliki fantasi seks yang tidak bisaa dan bisa dikatakan agak menyimpang. Berhubungan seks di tempat umum dengan orang yang asing dan belum dikenal dan dalam posisi terikat. Tapi itu hanya sebatas fantasiku saja dan aku juga tak terbayangkan untuk melakukannya.
Sampai akhirnya aku bertemu secara tidak sengaja dengan Andre. Aku kenal dengan Andre di sebuah situs jejaring sosial Facebook. Awalnya kami hanya sebatas ngobrol, berbagi cerita dan pengalaman sampai akhirnya aku bercerita bahwa aku memiliki fantasi yang cukup aneh, dan uniknya lagi dia bersedia untuk mewujudkan fantasiku itu.
Sebelumnya perkenalkan dulu,namaku Sandra. Dengan ukuran dada 34B dan tinggi 165 cm dan wajah yang lumayan cantik dan body yang aduhai wajar bila semua orang pasti senang melihatku.
Kemudian kami bersepakat untuk bertemu. Sekitar setengah jam aku menunggu akhirnya Andre datang juga. Kemudian kami ngobrol di kafe yang letaknya tidak jauh dari rumahku.
“wah body kamu ternyata oke juga lho!”,goda Andre saat pertama kali bertemu
“ah bisaa aja deh”,jawabku malu-malu.
“udah nunggu lama ya?”
“gak juga kok,baru setengah jam?”,jawabku
“gimana udah siap mewujudkan fantasimu?”,Tanya Andre
“eh gimana ya?, ya siap gak siap sih. Deg-degan tapi juga penasaran”.
“Trus?” sanggah Andre dengan wajah yang agak kecewa
“Oke deh boleh juga di coba”, aku mengiyakan
“kalau gitu kita ke rumahku dulu ya, buat persiapan biar tambah oke acaranya”,ajak Andre.
Kemudian kami bergegas menuju rumah Andre yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kafe dimana tadi kami bertemu. Sesampai di rumah Andre, aku agak terheran-heran karena rumah Andre lebih mirip Museum kuno. Lalu aku diajak masuk ke dalam rumahnya.
“untuk terakhir kalinya aku bertanya sama kamu, udah siap dengan segala resikonya?”, Andre meyakinkanku.
“Iya aku sudah siap banget”.
Sebelum kami menuju tempat yang akan dijadikan tempat “pengorbananku”. Aku diminta Andre untuk melepas bajuku, kemudian Andre mengikat tubuhku dengan tali. Tidak Setelah selesai mengikat badanku kembali dia memakaikan bajuku. Kali ini aku memakai baju tanktop warna putih dan memakai celana yang cukup pendek. Untuk menjaga keamanan dari hal yang tidak diinginkan, Andre menutup mataku dengan kain hitam agar aku tidak mengetahui lokasi tempat “pengorbananku”.
Kemudian aku dibawa ke tempat “pengorbananku”. Rupanya Andre membawaku ke bioskop. Setelah masuk ke dalam ikatan mataku dibuka lalu kami memilih kursi yang berada di tengah. Kemudian Andre mulai mencium bibirku sambil membuka bajuku. Aku sudah merasa terangsang dan desahan akhirnya keluar dari mulutku. Dan sudah bisa ditebak pengunjung yang berada di depanku langsung melihat kami. Kemudian Andre meremas payudaraku. Dan kali ini vaginaku yang jadi sasaran rabaan Andre, dan hanya desahan yang bisa keluar dari mulutku.
Lalu Andre menyuruhku berdiri dan kemudian baju dan celanaku dilepas. Akhirnya aku sudah telanjang bulat. Kemudian Andre menyuruhku untuk berjalan di dalam bioskop itu. Bak seorang peragawati aku berjalan, dan hal itu tentu saja menjadi perhatian pengunjung yang lain.
Dan Andre kemudian menarik rambutku untuk terlentang dilantai. Dengan posisi kaki yang terbuka, praktis vaginaku menjadi tontonan para pengunjung.
“Tolong puaskan aku”,seruku kepada pengunjung yang lain.
Tak henti-hentinya Andre terus mempermainkan vaginaku yang sudah mulai agak basah. Kemudian Andre menuntunku ke seorang penonton laki-laki. Lalu tanpa disuruh penonton itu langsung meraba vaginaku. Tak hanya meraba, jarinya bahkan dimasukkan ke dalam liang vaginaku. Sekitar lima menit kemudian aku pindah ke penonton yang lain. Dan kali ini penontonnya adalah perempuan. Dengan ragu-ragu tangannya diarahkan ke vaginaku, tapi akhirnya dia meraba juga.
Kamudian aku jongkok di depan wanita itu, tiba-tiba wanita itu langsung melumat bibirku tanpa ampun. Dan dengan refleks aku langsung mengimbangi ciuman wanita itu. Hal ini menjadi pengalaman pertamaku saat harus berciuman dengan wanita yang sama sekali tidak aku kenal.
Belum selesai aku berciuman dengan wanita itu Andre kembali menarikku ke tempat lain. Awalnya aku tidak ingin mengakhiri ciuman itu, tapi karena Andre menarikku terpaksa aku menurutinya.
Di antara penonton bahkan ada yang sudah mengeluarkan penisnya. Kemudian Andre membawaku ke penonton itu dan aku disuruh untuk mengulum penis pria itu. Dengan posisi membungkuk aku mengulum penis laki-laki itu karena tanganku memang terikat. Aku terus mengulumnya dan dari belakang Andre memukul pantatku dengan tangannya. Itu berlangsung sekitar lima menit.
Lalu aku ditarik Andre sampai posisi bersimpuh dan kembali aku disuruh untuk mengulum penis laki-laki itu. Ingin muntah rasanya, karena penis itu keluar masuk mulutku sampai rasanya menyentuh tenggorokan.
“Bagaimana,kamu senang?,” Tanya Andre
“iya aku sangat senang sekarang”.
“Mau lagi?”
“iya tolong teruskan”
Sekitar sepuluh menit aku terus mengulum penis laki-laki itu dan sesekali penis laki-laki itu dipukulkan ke wajahku. Tidak lama kemudian laki-laki itu orgasme dan sperma disemburkan ke wajahku.
Lalu aku ditarik ke pengunjung lain yang rupanya sedari tadi sudah mengocok sendiri penisnya. Kembali aku mengocoknya dengan posisi membungkuk. Tiba-tiba dari belakang ada yang memegang payudaraku dan langsung memasukkan penisnya ke vaginaku. Terus aku mengulum penis dan vaginaku juga dikocok tanpa henti, dan crot akhirnya sperma laki-laki itu keluar dan membanjiri vaginaku.
Kembali dengan posisi bersimpuh aku terus mengulum penis beberapa penis pengunjung yang lain. Kira-kira sudah sekitar 4 orang yang penisnya aku kulum. Dan semuanya memuntahkan lahar panasnya ke wajahkku.
Andre kemudian menarikku ke depan bioskop dan menidurkanku di lantai yang posisinya agak tinggi. Kemudian putingku dijepit dengan jepitan baju yang dibawa dari rumah tadi. Kembali Vaginaku dimasuki penis yang kali ini ukurannya cukup besar. Dia terus mengocokku tanpa ampun. Sesekali payudaraku juga dipukul, dan itu menciptakan sensasi yang luar bisa.
Dan akhirnya datang juga orgasmeku untuk yang pertama kali. Dan kembali Andre menarikku dan kini aku berjalan dengan menggunakan lulut.
Kini di depanku ada seorang laki-laki paruh baya yang sedari tadi sudah mengocok penisnya dan aku kini mengulum penis laki-laki itu dan dari belakang kembali seorang laki-laki negro memasukkan penisnya ke vaginaku dan mengocok tiada ampun. Aku terus mengulum penis di depanku tanpa memperhatikan entah sudah berapa orang yang sudah mengocok vaginaku.
Setelah hampir semua orang mengocok vaginaku kini datang Andre dengan membawa sebuah alat yang mirip dildo vibarator dan alat yang dialiri listrik dengan daya kecil. Secara bergantiaan dildo vibarator dan alat itu dimainkan divaginaku. Secara langsung tubuhku mengejang merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Setelah itu Andre melepas semua ikatan di tubuhku. Tapi rupanya setelah ikatanku dilepaskan bukan berarti “penderitaanku” berakhir.
Andre lalu mengambil sebuah benda yang cukup aneh, rupanya alat itu adalah pasung tangan. Dengan tiga lubang di pasung itu, yang tengah dilekatkan dileherku dan kanan kirinya berukuran pas dengan pergelangan tanganku. Lalu pasug itu dipasang gembok. Kemudian kedua putingku dipasang sebuah penjepit yang tersabung dengan rantai kecil.
Lalu aku diajak ke toilet yang letaknya tidak jauh dari bisakop itu dan semua pengunjung mengikuti kami. Sesampainya di toilet, Andre kemudian memasang belenggung di kakiku.Kini lengkaplah sudah “penderitaanku”. Kami dan tangan dalam kondisi terbelenggu, lalu aku jongkok dan ternyata pada dinding sebelah kanan terdapat sebuah lubang yang cukup besar.
Dari lubang itu muncul penis yang berukuran cukup panjang dan besar. Tanpa ragu-ragu aku segera mengulumnya. Rasanya mulutku seperti tidak cukup untuk menampung semua penis itu. Penis itu rasanya masuk sampai menekan ke dalam tenggorokanku. Dan aku terus menikmati menu yang ada di depanku tanpa henti.
Kemudian Andre memasukkan vibrator kecil ke vaginaku dan menyalakannya. Dan tentu saja kini aku dalam kondisi yang sangat menegangkan, aku semakin mempercepat kulumanku dan vibrator itu terus saja bergetar, seakan berlomba untuk membuatku orgasme untuk yang kedua kalinya. Tapi aku mencoba untuk menahan selama mungkin untuk tidak orgasme dulu. Semakin aku mecoba menahan semakin rasa orgasme datang. Akhirnya aku menyerah juga, orgasme datang dengan sangat hebatnya. Cairan orgasmeku membanjiri lantai toilet itu.
Di lubang yang sama muncul penis yang baru dan membuatku ingin mencobanya. Aku berdiri dan dengan posisi membelakangi penis itu pelan-pelan aku memasukkannya ke vaginaku dan pelan-pelan mengocoknya. Semakin lama semakin cepat goyanganku yang membuat aku semakin membara. Dan sekali lagi datang orgasmeku dengan sensasi yang luar bisaa.
Wow sungguh pengalaman yang baru pertama kali kualami dan ingin sekali untuk mengulanginya lagi. Namun dengan orang dan lokasi yang berbeda. Dan Andre juga berjanji untuk selalu mewujudkan fantasi liarku itu.
Sampai akhirnya aku bertemu secara tidak sengaja dengan Andre. Aku kenal dengan Andre di sebuah situs jejaring sosial Facebook. Awalnya kami hanya sebatas ngobrol, berbagi cerita dan pengalaman sampai akhirnya aku bercerita bahwa aku memiliki fantasi yang cukup aneh, dan uniknya lagi dia bersedia untuk mewujudkan fantasiku itu.
Sebelumnya perkenalkan dulu,namaku Sandra. Dengan ukuran dada 34B dan tinggi 165 cm dan wajah yang lumayan cantik dan body yang aduhai wajar bila semua orang pasti senang melihatku.
Kemudian kami bersepakat untuk bertemu. Sekitar setengah jam aku menunggu akhirnya Andre datang juga. Kemudian kami ngobrol di kafe yang letaknya tidak jauh dari rumahku.
“wah body kamu ternyata oke juga lho!”,goda Andre saat pertama kali bertemu
“ah bisaa aja deh”,jawabku malu-malu.
“udah nunggu lama ya?”
“gak juga kok,baru setengah jam?”,jawabku
“gimana udah siap mewujudkan fantasimu?”,Tanya Andre
“eh gimana ya?, ya siap gak siap sih. Deg-degan tapi juga penasaran”.
“Trus?” sanggah Andre dengan wajah yang agak kecewa
“Oke deh boleh juga di coba”, aku mengiyakan
“kalau gitu kita ke rumahku dulu ya, buat persiapan biar tambah oke acaranya”,ajak Andre.
Kemudian kami bergegas menuju rumah Andre yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kafe dimana tadi kami bertemu. Sesampai di rumah Andre, aku agak terheran-heran karena rumah Andre lebih mirip Museum kuno. Lalu aku diajak masuk ke dalam rumahnya.
“untuk terakhir kalinya aku bertanya sama kamu, udah siap dengan segala resikonya?”, Andre meyakinkanku.
“Iya aku sudah siap banget”.
Sebelum kami menuju tempat yang akan dijadikan tempat “pengorbananku”. Aku diminta Andre untuk melepas bajuku, kemudian Andre mengikat tubuhku dengan tali. Tidak Setelah selesai mengikat badanku kembali dia memakaikan bajuku. Kali ini aku memakai baju tanktop warna putih dan memakai celana yang cukup pendek. Untuk menjaga keamanan dari hal yang tidak diinginkan, Andre menutup mataku dengan kain hitam agar aku tidak mengetahui lokasi tempat “pengorbananku”.
Kemudian aku dibawa ke tempat “pengorbananku”. Rupanya Andre membawaku ke bioskop. Setelah masuk ke dalam ikatan mataku dibuka lalu kami memilih kursi yang berada di tengah. Kemudian Andre mulai mencium bibirku sambil membuka bajuku. Aku sudah merasa terangsang dan desahan akhirnya keluar dari mulutku. Dan sudah bisa ditebak pengunjung yang berada di depanku langsung melihat kami. Kemudian Andre meremas payudaraku. Dan kali ini vaginaku yang jadi sasaran rabaan Andre, dan hanya desahan yang bisa keluar dari mulutku.
Lalu Andre menyuruhku berdiri dan kemudian baju dan celanaku dilepas. Akhirnya aku sudah telanjang bulat. Kemudian Andre menyuruhku untuk berjalan di dalam bioskop itu. Bak seorang peragawati aku berjalan, dan hal itu tentu saja menjadi perhatian pengunjung yang lain.
Dan Andre kemudian menarik rambutku untuk terlentang dilantai. Dengan posisi kaki yang terbuka, praktis vaginaku menjadi tontonan para pengunjung.
“Tolong puaskan aku”,seruku kepada pengunjung yang lain.
Tak henti-hentinya Andre terus mempermainkan vaginaku yang sudah mulai agak basah. Kemudian Andre menuntunku ke seorang penonton laki-laki. Lalu tanpa disuruh penonton itu langsung meraba vaginaku. Tak hanya meraba, jarinya bahkan dimasukkan ke dalam liang vaginaku. Sekitar lima menit kemudian aku pindah ke penonton yang lain. Dan kali ini penontonnya adalah perempuan. Dengan ragu-ragu tangannya diarahkan ke vaginaku, tapi akhirnya dia meraba juga.
Kamudian aku jongkok di depan wanita itu, tiba-tiba wanita itu langsung melumat bibirku tanpa ampun. Dan dengan refleks aku langsung mengimbangi ciuman wanita itu. Hal ini menjadi pengalaman pertamaku saat harus berciuman dengan wanita yang sama sekali tidak aku kenal.
Belum selesai aku berciuman dengan wanita itu Andre kembali menarikku ke tempat lain. Awalnya aku tidak ingin mengakhiri ciuman itu, tapi karena Andre menarikku terpaksa aku menurutinya.
Di antara penonton bahkan ada yang sudah mengeluarkan penisnya. Kemudian Andre membawaku ke penonton itu dan aku disuruh untuk mengulum penis pria itu. Dengan posisi membungkuk aku mengulum penis laki-laki itu karena tanganku memang terikat. Aku terus mengulumnya dan dari belakang Andre memukul pantatku dengan tangannya. Itu berlangsung sekitar lima menit.
Lalu aku ditarik Andre sampai posisi bersimpuh dan kembali aku disuruh untuk mengulum penis laki-laki itu. Ingin muntah rasanya, karena penis itu keluar masuk mulutku sampai rasanya menyentuh tenggorokan.
“Bagaimana,kamu senang?,” Tanya Andre
“iya aku sangat senang sekarang”.
“Mau lagi?”
“iya tolong teruskan”
Sekitar sepuluh menit aku terus mengulum penis laki-laki itu dan sesekali penis laki-laki itu dipukulkan ke wajahku. Tidak lama kemudian laki-laki itu orgasme dan sperma disemburkan ke wajahku.
Lalu aku ditarik ke pengunjung lain yang rupanya sedari tadi sudah mengocok sendiri penisnya. Kembali aku mengocoknya dengan posisi membungkuk. Tiba-tiba dari belakang ada yang memegang payudaraku dan langsung memasukkan penisnya ke vaginaku. Terus aku mengulum penis dan vaginaku juga dikocok tanpa henti, dan crot akhirnya sperma laki-laki itu keluar dan membanjiri vaginaku.
Kembali dengan posisi bersimpuh aku terus mengulum penis beberapa penis pengunjung yang lain. Kira-kira sudah sekitar 4 orang yang penisnya aku kulum. Dan semuanya memuntahkan lahar panasnya ke wajahkku.
Andre kemudian menarikku ke depan bioskop dan menidurkanku di lantai yang posisinya agak tinggi. Kemudian putingku dijepit dengan jepitan baju yang dibawa dari rumah tadi. Kembali Vaginaku dimasuki penis yang kali ini ukurannya cukup besar. Dia terus mengocokku tanpa ampun. Sesekali payudaraku juga dipukul, dan itu menciptakan sensasi yang luar bisa.
Dan akhirnya datang juga orgasmeku untuk yang pertama kali. Dan kembali Andre menarikku dan kini aku berjalan dengan menggunakan lulut.
Kini di depanku ada seorang laki-laki paruh baya yang sedari tadi sudah mengocok penisnya dan aku kini mengulum penis laki-laki itu dan dari belakang kembali seorang laki-laki negro memasukkan penisnya ke vaginaku dan mengocok tiada ampun. Aku terus mengulum penis di depanku tanpa memperhatikan entah sudah berapa orang yang sudah mengocok vaginaku.
Setelah hampir semua orang mengocok vaginaku kini datang Andre dengan membawa sebuah alat yang mirip dildo vibarator dan alat yang dialiri listrik dengan daya kecil. Secara bergantiaan dildo vibarator dan alat itu dimainkan divaginaku. Secara langsung tubuhku mengejang merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Setelah itu Andre melepas semua ikatan di tubuhku. Tapi rupanya setelah ikatanku dilepaskan bukan berarti “penderitaanku” berakhir.
Andre lalu mengambil sebuah benda yang cukup aneh, rupanya alat itu adalah pasung tangan. Dengan tiga lubang di pasung itu, yang tengah dilekatkan dileherku dan kanan kirinya berukuran pas dengan pergelangan tanganku. Lalu pasug itu dipasang gembok. Kemudian kedua putingku dipasang sebuah penjepit yang tersabung dengan rantai kecil.
Lalu aku diajak ke toilet yang letaknya tidak jauh dari bisakop itu dan semua pengunjung mengikuti kami. Sesampainya di toilet, Andre kemudian memasang belenggung di kakiku.Kini lengkaplah sudah “penderitaanku”. Kami dan tangan dalam kondisi terbelenggu, lalu aku jongkok dan ternyata pada dinding sebelah kanan terdapat sebuah lubang yang cukup besar.
Dari lubang itu muncul penis yang berukuran cukup panjang dan besar. Tanpa ragu-ragu aku segera mengulumnya. Rasanya mulutku seperti tidak cukup untuk menampung semua penis itu. Penis itu rasanya masuk sampai menekan ke dalam tenggorokanku. Dan aku terus menikmati menu yang ada di depanku tanpa henti.
Kemudian Andre memasukkan vibrator kecil ke vaginaku dan menyalakannya. Dan tentu saja kini aku dalam kondisi yang sangat menegangkan, aku semakin mempercepat kulumanku dan vibrator itu terus saja bergetar, seakan berlomba untuk membuatku orgasme untuk yang kedua kalinya. Tapi aku mencoba untuk menahan selama mungkin untuk tidak orgasme dulu. Semakin aku mecoba menahan semakin rasa orgasme datang. Akhirnya aku menyerah juga, orgasme datang dengan sangat hebatnya. Cairan orgasmeku membanjiri lantai toilet itu.
Di lubang yang sama muncul penis yang baru dan membuatku ingin mencobanya. Aku berdiri dan dengan posisi membelakangi penis itu pelan-pelan aku memasukkannya ke vaginaku dan pelan-pelan mengocoknya. Semakin lama semakin cepat goyanganku yang membuat aku semakin membara. Dan sekali lagi datang orgasmeku dengan sensasi yang luar bisaa.
Wow sungguh pengalaman yang baru pertama kali kualami dan ingin sekali untuk mengulanginya lagi. Namun dengan orang dan lokasi yang berbeda. Dan Andre juga berjanji untuk selalu mewujudkan fantasi liarku itu.